Jangan Biarkan Masa Lalu Mengusik Bahagiamu

Ada masanya saya merasa menyesal karena melewati atau kehilangan beberapa hal ketika saya masih muda.

Karena saya pernah gagal di satu hal, saya berusaha untuk menjadi yang terbaik di hal-hal lain yang belum tentu saya sukai.

Karena saya berasa mampu, saya terlalu serakah untuk mempelajari banyak hal bersamaan, akhirnya tidak ada yang maksimal.

Karena saya takut untuk menjalani hal-hal yang tidak pasti, saya memilih jalur yang tampak lebih mudah dan aman. Termasuk peluang di dalam berkarir, semakin dewasa, saya merasa harus semakin realistis (atau semakin khawatir?) untuk tidak memilih jalan yang salah – tentunya menurut diri saya sendiri.

Sekarang, di usia yang tidak muda lagi, sangat menggoda untuk melihat lagi ke belakang dan merasa tak nyaman karena telah menyia-nyiakan banyak waktu ketika saya begitu penuh potensi. Tapi, kemudian saya berpikir: saat ini pun masih.

Suatu malam (tentu sebelum pandemi), saya menghadiri sebuah konser musik yang dihadiri oleh ratusan penonton di dalam gedung. Awalnya saya berencana untuk pulang lebih awal karena saya agak lelah karena pulang kerja, tetapi akhirnya saya memilih menikmati konser sampai lagu terakhir.

Saya ingat ketika melihat sekitar saya, terlihat samar-samar penonton yang usianya mulai dari belasan tahun sampai beberapa pasang orang tua berusia 50-an. Lalu saya menyadari, hey, kami semua sama di gedung ini.

Semua tenggelam dalam musik, sepertinya tidak memikirkan apa-apa, hanya memilih untuk bersama dan bernyanyi. Seolah-olah pada saat itu, kami semua menjadi muda. Satu usia. Apa yang pernah terjadi atau apa yang akan datang tidak menjadi masalah saat itu.

Yang penting adalah bahwa kami semua memiliki pilihan yang sama: duduk di belakang, berdiri mendekati bibir panggung, atau bersantai sambil bernyanyi bersama.

Itu adalah pilihan yang kita hadapi setiap hari.

Kita dapat fokus pada hal-hal menyenangkan yang dapat kita lakukan tetapi tidak pernah kita lakukan, atau kita dapat melakukan sesuatu yang menyenangkan, sekarang.

Kita bisa memikirkan kesalahan yang kita buat di masa lalu, atau kita bisa fokus menikmati momen yang kita jalani, sekarang.

Kita juga bisa menyesali semua peluang yang kita lewatkan, atau kita bisa fokus apa yang sedang kita hadapi, sekarang.

Akan selalu ada sesuatu yang tidak kita lakukan di masa lalu, tetapi sekarang kita punya pilihan, cerita apa yang kita pilih di hari ini, untuk kita ceritakan esok hari. Sekarang ini, berapapun usia kita, inilah kesempatan kita untuk menjalani hidup sepenuhnya. Lakukan dengan versi terbaik dengan cara kita.

Aku sendiri, memilih untuk terus bernyanyi dan terkadang, dengan sedikit berdansa yang mungkin hanya aku yang mengerti. Living to the fullest, they say. (*)

Dimas-Novriandi_black_high-res

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.