Jatuh cintalah pada pria yang menulis. Ia akan menerjemahkan pertemuan pertama dalam barisan kata-kata, pertemuan selanjutnya dalam sekumpulan prosa, dan seterusnya tanpa pernah ada titik henti. Karena ia akan terus menulis di dalam pikirannya, mimpi-mimpinya, dan namamu selalu menjadi kosa kata pujaan dalam hidupnya.
Jatuh cintalah pada pria yang menulis. Terkadang ia hanya akan menomorduakanmu dengan sebuah buku, sepotong puisi, atau barisan kisah manis yang ditemukannya pada secarik kertas. Tiada sosok lain yang akan menggantikanmu. Bagaimana mungkin bisa terganti ketika ia sangat percaya tiada kata-kata yang lebih indah selain yang mengalir dari bibirmu?
Jatuh cintalah pada pria yang menulis. Ia akan membawamu pergi mengembara di dunianya dengan rangkaian cerita dan membiarkanmu yang memilih akhir kisahnya. Ia tak punya kuasa. Karena baginya, hanya kamu seorang yang menjadi titik perhentian dan selalu menjadi imajinasi terindahnya. Kemarin, hari ini, dan esok hari.

Jatuh cintalah pada pria yang menulis. Ia akan menunggumu dengan secangkir kopi hangat, musik mengalun di telinga, dan sehelai kertas untuk merekam semua tentangmu. Ia tak akan pernah berkeberatan untuk menantimu di mana saja dan kapan saja. Sejatinya, selama di sana ada kamu – dan ketika selama ia percaya, kamu akan hadir untuknya setelah itu.
Jatuh cintalah pada pria yang menulis. Ia akan menyusun kisahmu, menyisipkan kisahnya, lalu dijadikan satu roman utuh. Tentu kamu diperkenankan menambahkan kisah sedih, gusar, atau tawa di dalamnya, karena bukankah selalu ada lembaran kosong yang bisa kalian gores bersama?
Jadi, jatuh cintalah pada pria yang menulis. Temukanlah ia. Karena ia tersembunyi di ruang-ruang sepi, lorong-lorong toko buku, atau kedai kopi di sudut jalan itu. Mungkin ia terlalu lama menunggumu dan waktunya tak lama lagi. Karena pria yang menulis, tak selamanya akan menulis. Ia juga akan menjadi pria yang menjawab semua pertanyaanmu, pria yang memelukmu ketika kamu bersedih, pria yang akan menyimpan rahasiamu, dan pria yang selalu terjaga di antara perjalanan waktu hidupmu. (*)
Tapi hati-hati kalau bikin penulis patah hati, kamu bisa dibuat mati dalam tulisannya
LikeLiked by 1 person
Wajar, lebih banyak lelaki yang menjadi seorang penulis di dunia ini. Keren tulisannya mas 👍
LikeLike
Suka deh pokoknyaaaa..
LikeLike