Menyayangi Tanpa Ekspektasi

Sayangilah diri kita sendiri terlebih dahulu. Tidak berarti harus menjadi egois untuk menempatkan diri kita di atas segala-galanya, tapi usahakanlah untuk menjadikan diri sendiri yang utama. Terkadang kita lupa, kita abai meluangkan waktu untuk kebaikan kita sendiri. Terkadang kita tak harus mengatur ulang jadwal hanya untuk seseorang yang pada akhirnya – akan membatalkan rencana kita. Jagalah perasaan kita – bahkan di saat terkadang kita terlalu impulsif untuk menjaga perasaan orang lain – karena pada akhirnya, tidak selamanya apa yang kita mau dan apa yang mereka inginkan, berjalan bersisian.

Dalam hidup, kita perlu seseorang yang bisa kita andalkan, setiap saat. Percayalah, orang yang bisa diandalkan pada akhirnya diri kita sendiri. Ketika kita dikecewakan atau ditinggalkan, hanya diri kita yang berusaha untuk terus berdiri tegak dalam menjalani hidup. Jangan pernah mengasihani diri kita. Berbanggalah dengan perjalanan hidup yang sudah kita lalui.

Menyayangi tanpa ekspektasi, artinya kita harus lebih jujur. Jika kita tidak ingin terlibat dalam permainan yang tak akan pernah selesai, berhentilah bermain. Balas pesan yang kamu terima dari orang yang kamu sayangi. Temui dia dengan sepenuh hati selama kamu bisa. Katakan setulusnya apa yang ingin kamu sampaikan dan jangan luangkan waktu hanya untuk sesuatu yang tak pasti. Di dunia yang penuh dengan ketidakjujuran, janganlah jadi salah satu orang yang memiliki rasa itu. Jika kita ingin bertemu dengan orang yang baik, jadilah salah satunya. Berubahlah seperti yang kita inginkan dan terus berusaha menjadi versi terbaik dari dari kita.

Terkadang, menyayangi tanpa ekspektasi memerlukan kasih yang cukup dalam. Kamu ingat ketika kita mengecewakan orang lain atau tidak memenuhi harapan mereka, kita akan mencoba memaafkan diri sendiri. Kita sadar bahwa kita punya tanggung jawab, tetapi kita tidak melakukannya (meskipun lalu menyesal di kemudian hari), karena alasan yang sulit untuk dijelaskan kenapa kita mengambil pilihan itu. Ingatlah saat itu, masa itu. Dan mungkin, orang lain memiliki alasan yang sama ketika mereka mengecewakan kita – alasan yang ternyata sama sekali tidak ada hubungannya dengan kita. Satu cerita yang mungkin kita tak akan pernah tahu dan tak perlu kita cari tahu.

Kita juga harus belajar untuk melepaskan diri dari harapan yang kita letakkan pada orang lain. Terkadang, jalur yang mereka pilih, langkah yang mereka ambil, tidak ada hubungannya dengan kita – seperti yang kita yakini. Belajarlah, untuk baik-baik saja dengan setiap pilihan. Belajarlah, untuk membebaskan diri dari rasa yang membuat kita selalu bertanya-tanya. Karena rasa sayang, terkadang tidak perlu ada alasan.

Tak mudah menyayangi tanpa ekspektasi, termasuk untuk belajar bahwa banyak hal yang tidak bisa kita kendalikan. Kita mengerti bahwa setiap orang memiliki masalah mereka sendiri. Pada akhirnya, kita punya dua pilihan untuk menyayangi – pertama adalah untuk menerima seseorang apa adanya dan kedua, merelakannya, melepaskannya. Tidak ada di antara keduanya. Tidak ada tawar-menawar atau harapan kosong. Kita memiliki pilihan untuk berada di tempat yang kita ambil. Apabila kita terjebak di antaranya, rasanya pasti akan sangat melelahkan.

Untuk menyayangi tanpa ekspektasi, kita belajar untuk menghargai. Bahwa orang lain, bukanlah milik kita sepenuhnya: untuk bisa kita atur atau mengharapkan sesuatu dari mereka. Semakin kita berekspektasi akan orang lain, semakin kita akan kecewa pada akhirnya. Yang bisa kita lakukan adalah menghargai siapa yang kita miliki ketika kita bersamanya dan membiarkan mereka pergi ketika telah tiba saatnya.

Meminjamkan hati bisa jadi sama seperti ketika menawarkan kamar hotel yang kosong: merayakan orang lain ketika mereka datang dan membiarkan mereka pergi ketika mereka harus pergi. Memahami bahwa pada akhirnya, yang bisa kita lakukan adalah menolak mereka untuk menjadi tamu, tetapi kita tidak bisa memaksa tamu yang ada, untuk selamanya tinggal.

Menyayangi tanpa ekspektasi membuat kita harus berprasangka baik dengan diri sendiri. Berani untuk membuka banyak pintu kemungkinan, memberikan tangan terbuka, menunjukkan hati, dan memahami bahwa tidak semua orang akan bersikap lembut terhadap kita. Tahu bahwa kita dapat pulih dari rasa sakit, luka sembuh dengan sendirinya, dan kita dapat mempercayai diri sendiri untuk menjauh dari situasi yang tidak membuat kita bahagia.

Karena ini tentang menempatkan ekspektasi pada orang lain: akar ekspektasi adalah kebutuhan. Kita butuh orang lain karena perlu mereka untuk menerima kita seutuhnya, memvalidasi, serta untuk meyakinkan bahwa kita berharga. Dan jika kita dapat melakukannya untuk diri kita sendiri – untuk memenuhi harapan dan keinginan kita sendiri – maka kebutuhan untuk orang lain melakukannya akan menghilang. Kebutuhan untuk mengakomodasi orang lain, untuk mencari validasi dari mereka yang tidak pantas bagi hati kita, akan juga menghilang.

Siapa yang harus disayangi dan siapa yang pergi akan menjadi lebih sederhana. Dan jutaan ekspektasi yang menjadi beban dalam hidup, akan segera beterbangan ke angkasa. (*)

Dimas-Novriandi_black_high-res

2 thoughts on “Menyayangi Tanpa Ekspektasi”

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.